Bel pulang sekolah pun telah berbunyi. Saatnya bagi kami untuk pulang ke rumah. Ketika pulang, Aku bersama ke 4 teman ku selalu berkumpul dulu untuk membahas sesuatu. Apalagi sebentar lagi kami akan lulus sekolah. Sambil duduk-duduk, kami bercerita dibawah pohon rindang dekat sekolah kami.
“Gais, sebenernya gue mau cerita ke kalian tentang kejadian yang saja gw alami hari ini.” Ucap ku dengan nada rendah.
“Kejadian apa, Den? Kayaknya lu ketakutan banget.” Tegas Arya.
“Tadi ketika gue dihukum sama Pak Jojo, gw gasengaja lihat aura hitam di ujung lorong sekolah kita.” Ucapku.
“Aura hitam? Lu bisa liat aura? Sejak kapan?” tanya Chika dengan penasaran.
“Kayaknya semenjak gue mimpi itu, gw jadi kayak bisa ngeliat aura gitu sekarang. Malah semenjak gue bisa liat aura, gw bisa tahu keadaan psikis kalian gimana, lagi senang kah, atau lagi sedih. Semua terlihat di aura kalian.” jelasku.
“Koo lu baru kasih tau kita sekarang?” tanya Marco sembari memanggul bahu ku.
“Gue kira kalian ngga akan percaya sama apa yang gue omongin. Jadi yaa terpaksa gue pendem.” Ucapku dengan sedikit tertawa.
“Jadi menurut lu, aura apa yang ada di lorong sekolah kita?” Tanya Sasha.
“Nah itu juga yang jadi pertanyaan gue. Gue akhirnya ikutin aura itu dan ternyata asal nya dari gudang sekolah kita. Gue ngerasa aura nya itu aneh dan bikin gue merinding.” Ucapku. “Karena penasaran, gue buka itu pintu gudang nya. Baru aja gue buka dikit, ada suara jeritan yang bikin gue takut banget.”
“Gudang sekolah? Emang sii keliatannya gudang sekolah kita itu angker.” Ucap Marco.
“Akhir-akhir ini juga pas gue piket, gue sering denger suara seperti orang ngobrol tapi gue ngga ngerti bahasanya.” Lanjut Arya. “Gimana gais, kalian berani ngga ngecek tempat itu? kita kan udah biasa menjelajah hutan yg serem. Masa gudang sekolah aja takut.”
“Nanti kalo ada apa apa gimana?” tanya Sasha.
“Jangan takut, kan ada kita yang bakal melindungi kalian.” Jawab marco dengan muka sengkleknya.
“Gue sii ngga saranin kalian buat kesana, gue takut ada apa-apa sama kalian.” Ucapku merasa khawatir.
“Tenang aja, Den. Kita akan selalu aman koo, selama kita bersama.” Ucap Arya.
“Betul itu, kita selalu bersama disaat apapun.” Lanjut Sasha.
“Jadi gimana? Lanjut kita telusuri sekarang? Mumpung masih siang.” Tanya Marco.
“Siaappp!!”
Kami berlima pun akhirnya memutuskan untuk pergi ke gudang sekolah, dimana tempat kejadian itu berasal. Kami memberanikan diri untuk pergi kesana. Saat ini keadaan sekolah sangat sepi, hanya tersisa petugas dan beberapa guru.
Sesampainya disana, aku masih merasakan aura tersebut. Tetapi aku tidak dapat melihatnya.
“Koo aku merinding yaaa?” Ucap Chika dengan rasa takut.
“Den, lu masih bisa liat aura nya ngga?” Tanya Arya.
“Gue ngga liat auranya. Tapi gue masih bisa ngerasain aura nya dan aura nya masih ada di gudang itu.” Jelas ku.
“Yaudah, mending kita coba masuk aja. Inget temen-temen, kalian tetap dalam barisan, jangan ada yang pisah.” Ucap Marco.
Kamipun mendekati pintu gudang sekolah. Akupun membuka pintu nya dengan sangat perlahan dan sekarang pintu nya sudah terbuka. Kamipun masuk ke dalam gudang tersebut.
Terlihat banyak sekali barang bekas dan juga barang sekolah yang sudah usang,dan sebuah gambar….. PENTAGRAM.
“Temen-temen, seperti nya ada yang mencoba memanggil sesuatu disini. Kita harus cepet-cepet tinggalin tempat ini.” Ucapku sambil menarik baju teman teman ku.
Kamipun lari meninggalkan tempat itu secepat mungkin.
“EHHHH GAWAATT, PINTUNYA GAK BISA DIBUKA!!” Teriak Arya.
“Gimana dong ini?” Tanya Chika ketakutan.
“Kita berkumpul dulu pokoknya, jangan ada yang pisah.” Ujar Marco.
“DIMANA SASHA??” Teriakanku.
“Sasha hilang??” Tanya Chika.
“Kita harus cari Sahsa dulu!!” Ucapku.
*
“KALIAN TIDAK AKAN BISA KELUAR DARI SINI! HAHAHAHA”
*
“Suara siapa itu? serem banget.” Ucap Chika.
“Siapa disanaa? Cepat kembalikan teman kami!!!” Teriakku sambil melindungi teman-teman ku.
Entah mengapa aku seperti pernah merasakan hal ini, seperti……
dalam mimpi. Apakah ini jawaban dari semua pertanyaanku, tentang mimpiku? Apakah dunia benar-benar kan hancur? apakah aku benar-benar akan menyelamatkan dunia ini?
2 thoughts on “God Hand : The Hunter (Phase. 2)”